Jumat, 02 Desember 2011

Brand Harus di Facebook? Karena Facebook Media-nya Community..

Mengapa Merek atau Brand masih membutuhkan Facebook? Pertanyaan yang menggelitik, karena keberadaan Facebook sendiri sebagai social media awalnya tidak bertujuan ke sana.. Alias Mark Zuckerberg sendiri belum memiliki visi seperti yang terjadi pada Facebook seperti saat ini pada awalnya.. Namun di era New Wave saat ini, di mana Web 2.0 sudah menjadi bagian hidup masyarakat dunia, keberadaan Facebook menjadi salah satu jawaban untuk selalu connect dengan siapapun, kapanpun, dimanapun..

Seperti yang dilansir oleh the-marketeers.com (Mengapa Merek Masih Butuh Fans Facebook?), eksistensi Facebook terhadap keberadaan suatu Brand atau Merek sudah tidak diragukan lagi. Apa yang sebenarnya terjadi? Fans Facebook secara viral menyebarkan informasi, testimonial, bahkan rekomendasi. Dan kita tahu apa yang akan terjadi kan, jika Fans Facebook menyebarkan hal yang negatif terhadap suatu Brand atau Merek? Kecepatan informasi yang sangat luar biasa, akan membuat Brand atau Merek harus berhati-hati, walaupun Ketepatan informasinya belum tentu benar.
Mengapa Facebook? Karena facebook adalah social media yang paling happening saat ini. Sebenarnya bukan masalah facebook-nya, tetapi platform social medianya. Karena social media adalah media yang paling berdampak dan ikut serta dalam melakukan perubahan pasar, tidak hanya secara mikro, tetapi juga secara makro. Tetapi keberhasilan Facebook sebagai social media yang berdampak paling besar, menyebabkan eksistensi-nya dipandang sangat berpengaruh. Lalu apa yang menjadi poin kuncinya?

Eksistensi sebuah Brand atau Merek tidak lepas dari peranan komunitas target marketnya. Mengapa? Karena Brand adalah sekumpulan pengalaman dan perasaan yang dirasakan oleh seseorang atau komunitas terhadap semua atribut Brand, baik itu nama, logo, desain, komunikasi, dan lain-lain. Maka, Brand bukan lagi milik Shareholder atau Stakeholder, Brand adalah milik MEREKA (masyarakat atau komunitas). It’s all about THEM..
Maka sebuah Brand harus mampu di-KONFIRM oleh komunitas yang menjadi target market Brand tersebut. Inilah shifting yang terjadi karena conversation antar anggota komunitas yang akan menentukan value dari sebuah Brand. Walaupun di era Web 2.0, isu SARA bukanlah hal yang menjadi concern, namun keberadaan komunitas adalah bagian dari segmentasi pasar era New Wave. Komunitas adalah segmentasi baru, dimana mereka lebih memiliki value dan karakter yang sama, yang engagement-nya lebih dalam.

Contoh saja komunitas Harley Davidson yang memiliki value yang dipegang dengan sangat kuat, walaupun belum tentu mereka mengenal satu sama lain secara mendalam dan mereka juga tidak memiliki hubungan darah. Namun, komunitas itu juga yang membentuk dan membangun karakter Harley Davidson sebagai sebuah Brand. Komunitas Harley meng-KONFIRM Brand Harley Davidson sebagai Brand yang paling sesuai dengan value dan karakter mereka.
Kesimpulannya, Brand atau Merek harus mampu di-KONFIRM oleh komunitas yang akan membangun value dan karakter Brand tersebut. Tidak bisa lagi sebuah brand memaksakan dirinya untuk dikenal sesuai dengan kehendak Shareholder maupun Stakeholdernya, namun lebih dari itu.. Komunitasnya yang harus mampu menciptakan Karakter Brand tersebut..
Jadi.. Facebook memang dibutuhkan Brand atau Merek sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.. karena Facebook adalah komunitas dunia yang terbesar saat ini dan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku pasar.. Ke depan? Kita lihat bagaimana Brand dan Merek berjuang agar di-KONFIRM oleh komunitasnya.. bisa lewat Facebook.. bisa juga lewat social media yang lain..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya