Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh,
UPDATE terbaru dari almanhaj,
smoga bermanfaat =)
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -----
Oleh
Abu Asma Kholid Syamhudi
Permusuhan
Yahudi terhadap Islam sudah diketahui dan sudah ada semenjak dahulu,
ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memulai dakwahnya.
Bahkan sebelum beliau lahir, kaum Yahudi sudah menampakkan permusuhannya
tersebut. mereka merasa khawatir, pengaruh dakwah Islam ini dapat
menghancurkan impian dan rencana mereka. [1]
Substansi permusuhan
Yahudi terhadap Islam adalah masalah agama, bukan permusuhan yang
menyangkut perebutan tanah, wilayah ataupun perbatasan, sebagaimana
opini yang berkembang di khalayak. Bukan masalah tersebut, tetapi karena
persoalan yang menyangkut aqidah dan Islam.
Musuh-musuh Islam
dan para pengekornya terus berupaya membentuk opini, bahwa hakikat
pertarungan dengan Yahudi hanya sebatas perebutan wilayah, pengungsi dan
persoalan air. Sehingga menurut mereka, persengkataan ini berakhir
dengan (diciptakannya) hidup berdampingan secara damai, perbaikan taraf
hidup masing-masing, penempatan pemukiman secara terpisah, dan pendirian
sebuah negara sekuler kecil yang lemah di bawah tekanan Zionisme. Semua
itu, justru menjadi pagar pengaman bagi negara Zionis. Kita semua tidak
menyadari, bahwa permusuhan kita dengan Yahudi sudah lama terjadi,
semenjak berdirinya negara Islam di Madinah di bawah kepemimpinan utusan
Allah bagi alam semesta, yaitu Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
[2]. Permusuhan dan usaha Yahudi merusak Islam akan berlanjut terus. Hal
ini sudah terlihat dalam peringatan yang disampaikan pendeta Buhairah
terhadap Abu Thalib, ketika paman beliau ini menyertakan Rasulullah
waktu masih kecil dalam perjalanan dagang bersamanya.
Pemusuhan Yahudi, telah dijelaskan dalam firman-Nya
"Sesungguhnya
kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap
orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang
musyrik" [Al-Maidah : 82]
Melihat demikian panjang sejarah dan
banyaknya permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka dalam
tulisan ini, kami ringkas dalam tiga marhalah [3].
Marhalah Pertama : Upaya Dan Cara Yahudi Menghalangi Dakwah Islam Pada Masa Awal Perkembangan Dakwah Islam.
Di antara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam pada masa-masa awal perkembangan Islam adalah.
[1]. Melancarkan Embargo Dalam Bidang Ekonomi
Pada
awal perkembangan Islam di Madinah, kaum Muslimin dalam kondisi
perekonomian yang sangat lemah. Kaum Muhajirin datang ke Madinah tidak
membawa harta. Adapun kaum Anshar yang menolong mereka pun, bukan
pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu, Yahudi menggunakan
kesempatan ini untuk menjauhkan kaum Muslimin dari agama yang
dipeluknya, dan melakukan embargo ekonomi.
Para pemimpin Yahudi
enggan membantu perekonomian kaum Muslimin. Ini terjadi ketika
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para
pemimpin Yahudi untuk meminjam harta guna membantu urusan beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika Abu Bakar memasuki Baitul Midras
(tempat ibadah kaum Yahudi) didapatinya kaum Yahudi sedang berkumpul
dipimpin oleh Fanhaash, seorang pembesar Bani Qainuqa. Dia merupakan
salah satu ulama besar, dan mereka didampingi seorang pendeta Yahudi
bernama Asy-ya.
Setelah Abu Bakar menyampaikan surat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam kepadanya, maka ia membaca sampai selesai
dan kemudian berkata, seraya menghina : "Rabb kalian membutuhkan bantuan
kami".[4]
Perlakuan mereka tidak cukup hanya sampai di sini
saja, bahkan mereka juga enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka
bayar, seperti hutang jual-beli dan amanah kepada kaum Muslimin.
Perlakuan
mereka tidak cukup hanya sampai di sini saja, bahkan mereka juga enggan
menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang jual-beli
dan amanah kepada kaum Muslimin. Mereka berdalih, bahwa hutang,
jual-beli dan amanah tersebut, terjadi sebelum Islam. Dan masuknya
mereka ke dalam Islam. Ini berarti menghapus itu semua. Oleh karena itu,
Allah berfirman.
"Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu
mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu ;
dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya
satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu
menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan : "Tidak ada
dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi". Mereka berkata dusta terhadap
Allah, padahal mereka mengetahui" [Ali-Imran : 75]
[2]. Menyulut Fitnah Dan Kebencian
Dalam
upaya menghalangi dakwah Islam, kaum Yahudi menciptakan fitnah dan
kebencian antara sesama kaum Muslimin yang pernah ada di kalangan
penduduk Madinah. Yaitu dari Aus dan Khazraj semasa jahiliyah. Sebagian
orang yang baru masuk Islam menerima ajakan kaum Yahudi, namun dapat
dipadamkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sebagaimana
kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Sirah Ibnu Hisyam (2/588),
ringkas kisahnya : Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus
seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis dengan kaum Anshar.
Kemudian pemuda Yahudi ini mengingatkan kaum Anshar tentang kejadian
perang Bu'ats, hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa
senjata masing-masing. Hasutan ini sampai kepada Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam. Maka beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam segera
berangkat bersama para sahabat Muhajirin untuk menemui mereka dan
bersabda.
"Wahai kaum Muslimin, alangkah keterlaluan kalian.
Apakah (kalian mengangkat) seruan jahiliyah, padahal aku ada diantara
kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan memuliakan kalian,
memutus perkara jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan
Islam, serta menyatukan hati kalian".
Mendengar seruan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mereka sadar. Bahwa ini
merupakan godaan setan dan tipu daya musuh, sehingga mereka menangis dan
saling memaafkan, yaitu antara Aus dan Khazraj. Mereka pun pergi
bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan patuh dan taat.
Allah menurunkan firman-Nya.
"Katakanlah : "Hai Ahli Kitab,
mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan
pada yang kamu kerjakan". Katakanlah : "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu
menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu
menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan" , Allah
sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan" [Ali-Imran : 99]
-5]
[3] Menyebarkan Keraguan Pada Diri Kaum Muslimin
Orng-orang
Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum Muslimin, dengan
melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan keimanannya terhadap
Islam. Dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya.
"Segolongan
(lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya) : "Perlihatkanlah
(seolah-olah) kamu beriman kepada apa-apa yang diturunkan kepada
orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan
ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka orang-orang mu'min) kembali
(kepada kekafiran)" [Ali-Imran : 72]
Ibnu Katsir rahimahullah
menjelaskan ayat ini dengan pernyataan beliau ; "Ini merupupakan tipu
daya yang mereka inginkan, untuk merancukan agama Islam kepada
orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan pada
pagi hari (permulaan siang) dan shalat Shubuh bersama kaum Muslimin.
Lalu ketika di akhir siang hari (sore hari), mereka murtad dari agama
Islam, agar orang-orang yang jahil mengatakan, bahwa mereka murtad,
tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum Muslimin"
[6]
[4]. Memata-Matai Kaum Muslimin
Ibnu Hisyam menjelaskan
adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum
Muslimin, menyadap berita dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
yang ingin beliau lakukan kepada orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin.
Di antaranya : Sa'ad bin Hanif, Zaid bin Al-Listhi, Nu'maan bin Aufa bin
Amru dan Utsman bin Aufa, serta Rafi bin Huraimila. [7]
Untuk menghancurkan tipu daya mereka, Allah berfirman.
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu, (karena) mereka tidak
henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa
yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah
kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu
beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu,
mereka berkata : "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka
menggigit ujung jari lantaran marah dicampur benci terhadap kamu.
Katakanlah (kepada mereka) : "Marilah kamu karena kemarahanmu itu".
Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati" [Ali-Imran : 118-119]
[5]. Berusaha Memfitnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Orang-orang
Yahudi tidak pernah berhenti berusaha memfitnah Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam. Di antaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu
Ishaq, beliau berkata ; Ka'ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shuri
dan Syaas bin Qais saling berembuk dan sepakat menemui Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Kemudian,
mereka pun menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata :
"Wahai Muhammad, engkau telah mengetahui, kami adalah ulama dan tokoh
terhormat serta pemimpin besar Yahudi. Apabila kami mengikutimu, maka
seluruh orang-orang Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami.
Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah
boleh kami berhukum kepadamu, lalu engkau adili dengan memenangkan kami
atas mereka?" Tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam enggan
menerimanya lalu turunlah firman Allah.
"Dan hendaklah kamu
memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah,
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu
terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa
yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum
yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian
dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang
yang fasik" [Al-Maidah : 49]
[Disalin dari Majalah As-Sunnah
Edisi Khusus 07-08/Tahun X/1427H/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Almat Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183. telp. 0271-5891016]
_________
Footnotes
[1].
Al-Yahudiyah wal Masuniyah, karya Syaikh Abdurrahman Ad-Dausari,
Cetakan Pertama, Tahun 1414H, Darus Sunnah, Kairo, halaman 25
[2].
Majalah Al-Ashalah, edisi 30/Th. V/15/Syawwal 1421H. Lihat terjemahannya
oleh Ust. Ahmas Fais dalam Majalan As-Sunnah Edisi 8/V/1422/2001M.
halaman 19.
[3]. Pembagian dan penjelasan tiga marhalah ini diambil
dari kitab Badzlul Majhud fi Itsbat Musyabahatil Rafidhah bil Yahud,
Abdullah Al-Jumaili, 1/40-69, secara ringkas dengan penambahan dari
beberapa referensi yang disebutkan dalam footnote.
[4]. Badzul
Majhul, 1/42. Riwayat ini juga dibawakan Imam Ath-Thabrani, Ibnu Katsir
dan Al-Baghawi dalam tafsir mereka terhadap firman Allah surat Ali-Imran
ayat 181. lihat Tafsir Ath-Thabari 7/444
[5]. Diringkas dari Badzlul Mahjhud, 1/44-45
[6]. Tafsir Ibnu Katsir, 1/273
[7]. Lihat Sirah Ibnu Hisyam, 2/556
Tidak ada komentar:
Posting Komentar