Beberapa hari ini kita telah banyak
menerima informasi mengenai seputar aksi brutal Israel dalam
penyerangan terhadap konvoi Kapal-kapal berisi aktifis kemanusiaan dari
berbagai negara yang masuk dari Turki menuju Jalur Gaza dengan menempuh
Laut Mediterania yang memang sedang diblokade Israel untuk melumpuhkan
pemerintahan Hamas.
Pada PD-1, orang-orang Israel yang
berserakan di seantro Eropa khususnya di Jerman, berpihak kepada
Sekutu. Ketika Hitler menjadi pemimpin Jerman (1933) kebenciannya
terhadap Yahudi dapat dilampiaskan dengan mencoret orang Yahudi sebagai
Warga Negara Jerman (1935).
Setelah itu dalam PD-2 dia membangun
berbagai kamp konsentrasi untuk menyiksa tahanan terutama sekali adalah
orang-orang Yahudi. Banyak tempat seantero Jerman menjadi saksi bisu
tempat pembanataian tersebut. Mereka memberi nama-nama kamp tersebut
dengan sebutan yang menyeramkan misalnya kamp Belsen tempat ribuan
Yahudi dibakar hidup-hidup.
Menurut sejarah, kebencian Hitler kepada
Yahudi mencapai titik nadir, yakni pembersihan etnis atau Holocaust.
Diperkirakan 6 juta orang Yahudi, Gipsi, dan Slavic telah dibunuh dalam
kamp konsentrasi Jerman di seantero Eropa.
Usai PD-2, orang Yahudi yang berserakan
di seluruh Dunia kembali ke Tanah mereka di beberapa kantong Yahudi di
Palestine (1946).. Mereka kembali ke tanahnya sesuai dengan sejarah
masa lalu nun jauh dari jangkauan kita, yakni pemahaman adanya sebuah tanah leluhur di masa Kerajaan Pemerintahan Phonisia, tahun 830 SM - 1 M.
Tanah inilah yang mereka anggap tanah mereka yang kemudian diduduki
oleh Arab saat Islam menguasai seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya,
mulai abad ke 6 M.
Atas bantuan Amerika dan Inggris mereka
memperoleh beberapa areal saja untuk bedampingan hidup dengan
Palestina.. Mereka menmpati beberapa koloni historis wilayah tersebut.
Mulailah babak baru percecokan abadi dengan Arab.
Pada tahun 1947 Israel memenangi
pertempuran. Campur tangan PBB membagi wilayah Paletina/Arab dengan
Israel hingga luasnya berimbang dengan teritorial Palestina, bahkan
beberapa teritorial Palestina berada dalam “jepitan” wilayah Israel.
Secara geografis, areal land scape Israel yang baru ini lebih 70%
wilayah perbatasan Israel ‘dikepung’ oleh Mesir (Egypt), Yordania
(Jordan), Libanon (Lebanon), Syria, dan Palestina. Sedangkan Arab Saudi
berbatasan dengan Semenanjung Sinai, Israel Selatan.
Ketika Israel menjadi sebuah negara yang
berdaulat, perang dengan Arab terjadi beberapa kali. Semuanya akhirnya
dimenangkan oleh Israel, misalnya Tahun 1967. Wilayah teritorial
Palestina/Arab pun semakin mengecil. Bahkan Dataran tinggi Golan milik
Syria juga berhasil dianeksasi Israel. Semakin luaslah wiayah Yahudi
ini. Meskipun dikelilingi oleh negara-negara Arab, Israel sukses
memenangi perang melawan negara-negara Arab termasuk perang Enam Hari
1967 yang dikenal dengan perang Yom Kipur.
Posisi Amerika di Dunia Arab
Mengingat peranan Amerika di Arab perlu
dijaga dan berpengaruh besar terhadap kepentingan mereka, Israel
inilah yang menjadi tulang punggung Amerika Serikat. Berkali-kali
kejadian demi kejadian menjadi bukti : apapun yang dilakukan Israel
terhadap Palestina dan Negara-negara Arab, Amerika Serikat “tutup
mulut” bungkam seribu bahasa.
Tentu tidak perlu lagi dituliskan
kejadian-demi kejadian satu persatu dalam ulasan ini, setiap saat kita
bisa melihat dengan kasat mata sepak terjang Israel dalam memperlakukan
siapapun, negara apapun . Layaknya i kita melihat anak big bos melakukan
apapun, siapa berani larang??.. Melawan? Silahkan saja asal siap
hadapi serangan demi serangan, kecuali Hezbollah di Lebanon yang sempat
bikin malu Israel.. Kalau tidak siap, ya siap-siaplah menanggung
resiko, demikian pendapat pemerintah Israel.
Rahasia : Mengapa Amerika melindungi Israel.?
Perlu diketahui, banyak imigran asal
Israel yang menjadi warga Amerika Serikat pada masa pelarian dari Negara
Arab sebelum PD-1. Dan ketika mereka pulang kembali ke The Holy Land
(sebutan tanah yang dijanjikan untuk jewish setelah PD-2) beberapa
diantara mereka kembali memasuki Amerika Serikat. Diterima oleh AS
sebagai saudara dan dianggap berperan penting dalam mendukung AS dan
Sekutu membantu kemenangan mereka dalam Perang Dunia-2.
Banyak diantara mereka segera menjadi
Warga Negara AS. Kesempatan emas ini dipergunakan sebaik-baiknya.
AKhirnya anak dan cucu berkembang biak, salah satunya yang terkenal
adalah mantan Menlu James Baker era Bill Clinton. Dia juga taipan
sejagad pemilik Excon Mobil Oil dan pemilik perusahaan tentara bayaran
dunia, Black Water Services.
Masih banyak lagi anak, cucu Yahudi yang
menjadi oarng berpengaruh di AS dalam bidang intligen, Pertahanan,
Teknologi, Pengusaha dan Birokrat serta dalam Senat AS di Capitol Hill
dan di White House of Representative mereka sangat banyak.
Kita tidak heran sehari sebelum WTC
ambruk, seluruh pekerja Israel telah diliburkan serentak, padahal
tanggal 11 September itu adalah hari Kerja. Kita juga tidak heran,
bagaimana ahli elektronik, teknologi dan Informatika Israel menguasai
network internet dunia dan media masa serta pusat berita Dunia untuk
lebih dahulu menerbitkan opini dunia sesuai dengan pola dan kebijakan
kepentingan Israel dan AS..
Jadi bukan tidak mungkin mereka-merekalah
yang merancang dan membangun visi dan misi pemerintahan AS dalam
konstelasi pengaruh Global khususnya di Jazirah Arab, apalagi dalam
peranannya terhadap kebijakan mengenai Palestina dan dalam segala hal.
Kita tidak heran mengapa mereka dengan
mudah menyerang kamp perlindungan Palestina dengan pesawat tempur,
dengan meriam dan Tank. Kita tidak heran Israel terang-terangan membantu
kepentingan AS dimana saja berada, kita juga tidak heran mereka berani
konfrontasi dengan Iran dan negara manapun yang mencoba-coba melawan Big
Bos nya.
Demikian beberapa hal dibalik rahasia
Israel/ Yahudi mengapa mereka bisa sesuka hati melakukan apa saja di
dunia ini termasuk menyerang terang-terangan konvoi sukarelwan
kemanusiaan untuk Jalur Gaza..
Dalam situasi begini, memang benar saat
ini dan entah sampai kapan, Israel itu kesannya The Untouchable bagi
lawan-lawan politik dan luar negeri musuhnya. Jadi di atas kertas semua
bisa mereka menangkan selama AS memang mendukung terang-terangan..
Siapapun Israel, siapapun
pelindungnya,kita berharap Israel menghargai manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang mulia. Hak azasi manusia patut dijujung tinggi,
jangan perlakukan bangsa lain sebagai bangsa yang nista. Keangkuhan dan
kecongkakan dan keangkuhan itu sendiri nanti yang akhirnya menurunkan
citra dan kemampuan sebuah Negara, seperti Nazi Jerman bersama Hitler
seperti masa lalu, atau seperti Mongolia bersama Jenghis Khan dan
Khubilai Khan pada sejarah yang silam …
Saat ini Israel tidak dapat disentuh… Anak emas tertua Babe sih… semoga bermanfaat..
salam, abanggeutanyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar